Ancaman Resesi? Bagaimana Kita Sebaiknya?
“Kemarin aku jual nangka muda 5 buah, eh, duitnya cuma bisa buat belanja nasi dua bungkus Rp3 ribuan,” keluh Ibuku beberapa waktu lalu.
“Murah banget, ya, Buk,”
timpalku.
“Ho o, sekarang apa-apa
mahal, tapi jual ini itu murah. Lihat itu sereh satu kilogram Rp3 ribu,”
tambahnya.
“Ya ampun, aku beli di
Jakarta Rp2 ribu dapat sak uprit,” sambil menarik napas panjang dan
sepakat dengan Ibuku.
***
“Apa kegiatan Bapakmu
selepas pensiun, Yun?” tanyaku.
“Banyak, Jun, kegiatan
utama sih ke sawah,” jawabnya.
“Bapak juga bikin kolam
lele di belakang rumah,” imbuhnya.
“Wah, enak dong, tinggal
goreng aja,” tandasku.
“Iya, selain itu ada bebek
dan ayam sekitar dua puluh ekor. Kalau pengen goreng telur tinggal ambil, pengen
daging ayam atau bebek tinggal disembelih aja,” ungkapnya dengan riang.
“Mungkin ini, ya, salah satu
yang bikin Indonesia nggak terdampak resesi. Kamu nggak kerja pun masih bisa
makan dan hidup. Bayangkan saja, kamu punya lahan buat menanam padi, cabe,
tomat, sayur-sayuran. Kamu juga ada lauk-pauk dari hasil ternak. Kondisi ekonomi
stabil kalau untuk mencukupi kebutuhan pokok dan tentunya tidak terdampak
kenaikan harga,” aku mengungkapkan opiniku ke Yuyun.
“Ya bisa jadi sih, asal
mau hidup cukup saja tidak berlebihan, mau bekerja dan berjuang, dan tidak
utang,” tambahnya.
***
Akhir-akhir
ini, pertanyaan terkait resesi terus berdatangan. Bagaimana nanti tahun 2023?
Dari profesi pelajar SMP sampai dengan ibu rumah tangga menanyakan hal ini.
Justru ibu-ibu di desaku dan di pasar dekat rumah tidak pernah menanyakan hal
ini. Mereka kebanyakan mengeluh karena penjualan hasil pertanian yang murah,
tetapi harga-harga di pasar mulai naik.
Kegundahan
resesi ini ternyata mulai dirasakan banyak pihak. Namun, apakah Indonesia akan
mengalami resesi semenyeramkan di berita? Yang bisa kita lakukan adalah
waspada, berusaha, dan berdoa agar prediksi-prediksi “buruk” itu meleset.
Dikutip
dari bisnis.tempo.co, Sri Mulyani menyampaikan bahwa resesi terjadi karena banyak
faktor. Di antaranya, perubahan iklim yang menyebabkan berbagai bencana tak
terduga dan perubahan geopolitik. Mengutip Wikipedia, resesi sendiri memiliki
arti penurunan aktivitas ekonomi yang disebabkan oleh berbagai faktor. Dan
resesi ini dapat terjadi berbulan-bulan sampai bertahun-tahun.
Kalau
selevel Menteri Keuangan tentu berpikirnya sudah lingkup makro dan mikro
ekonomi. Lalu, bagaimana dengan kita? Sekarang apa yang bisa kita lakukan untuk
membantu negeri ini tidak terdampak resesi?
Di
desa, banyak sekali yang bisa kita lakukan dan kita usahakan. Misalnya, Bapaknya
Yuyun yang dengan rajin mencukupi kebutuhan hidup dari hasil kebun dan ternak.
Dengan begitu kebutuhan pokok berupa pangan terpenuhi tanpa terpengaruh
harga-harga dipasaran. Selain itu, kita perlu banyak berdoa semoga tidak terjadi bencana.
Jangan
boros. Tentu membeli sesuatu disesuaikan dengan penghasilan. Jangan besar pasak
dari pada tiang. Memiliki tabungan dan dana darurat adalah bentuk usaha yang
baik untuk masa depan. Jangan berutang untuk hura-hura. Bijaklah dalam
berutang, gunakan untuk usaha yang menghasilkan.
Komentar
Posting Komentar