Pengalaman Seleksi CPNS Kementerian Keuangan 2013

 

Suara jangkrik nyaring terdengar di sekitar rumahku. Sunyi sekali malam itu. Ku lirik telepon pintar di sebelahku, ternyata masih jam tiga pagi. Tak lupa, aku membuka pesan-pesan yang masuk. Cukup terkejut karena ada ucapan selamat. Pesan dari sahabatku. “Mbak selamat ya kamu diterima Kementerian Keuangan,” pesan singkat dari Aini. Pesan yang ia kirim tengah malam itu, sontak membuatku kaget.

Kami berdua sama-sama lulusan Sarjana Akuntansi. Kami juga sudah bekerja sebagai karyawan kontrak di salah satu Universitas Yogyakarta. Jadi, kami yang masih muda ini selalu bersemangat menjemput rezeki melalui jalur PNS.

Mulut ini perlahan mengucapkan rasa syukur dan air mata ini tak henti menetes. Tiba-tiba beban pundak ini terasa berat. Aku yang suka overthinking, otomatis berpikir kemana-mana. Berpikir tentang penerimaan, penempatan, tentang amanah. Berpikir tentang cerita-cerita teman yang sudah bekerja lebih dulu di sana.

Yah itulah yang membuat air mata ini tak henti-hentinya menetes. Di sisi lain, rasa syukur yang mendalam aku ucapkan kepada Allah SWT. Setidaknya, aku menjadi jalan Allah mengabulkan doa orang tua dan doa orang-orang sekitarku.

Sambil menenangkan diri, aku balas pesan singkat itu. “Makasih Ai, makasih doanya, makasih juga mengajakku mendaftar Kementerian Keuangan. Siapa sangka ini menjadi jalan rezekiku. Terima kasih sudah mau menjadi perantara Allah menuntunku dan membersamaiku mendaftar instansi ini,” balasku penuh haru.

Aini adalah salah satu sosok yang selalu membersamaiku menempuh perjalanan pencarian kerja. Sosok yang tulus. Meskipun dia tidak lolos ujian, dia tidak pernah iri. Obrolan kami melalui pesan singkat itu berlanjut. Kami membicarakan banyak hal termasuk cara mendaftar Kementerian Keuangan.

Waktu itu, langkah pertama yang kami lakukan adalah seleksi administrasi dengan mengunggah pindai ijazah dan transkrip nilai di web yang disediakan. Setauku, Kementerian Keuangan satu-satunya instansi pemerintah yang tidak ribet dalam syarat pendaftaran awal. Pada tahap ini, Kementerian Keuangan akan menyeleksi melalui kesesuaian data yang diinput dengan dokumen yang kami unggah.

Setelah pengumuman seleksi pertama keluar, langkah selanjutnya adalah Tes Kompetensi Dasar. Tes tersebut terdiri dari Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) sesuai dengan ketentuan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Syarat lulus tes ini adalah memenuhi nilai ambang batas tes.

Saat itu, aku mendaftar tahun 2013. Setauku aturan nilai ambang batas tidak jauh berbeda dengan seleksi pengadaan CPNS 2019. Berdasarkan Peraturan Menteri PANRB No. 24/2019 tentang Nilai Ambang Batas SKD Pengadaan CPNS 2019, para pelamar harus melampaui passing grade sebesar 126 untuk Tes Karakteristik Pribadi (TKP), 80 untuk Tes Intelegensia Umum (TIU), dan 65 untuk Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Tiap tahun bisa jadi berbeda, Peraturan Menteri PANRB No. 24/2019 telah dicabut dan diganti dengan Peraturan Menteri PANRB No. 27/2021. Peraturan ini dapat diunduh melalui https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/170593/permen-pan-rb-no-27-tahun-2021.

Setelah lolos tahan ketiga, proses berikutnya adalah prikotes lanjutan. Psikotes lanjutan merupakan rangkaian tes tahap ketiga. Dalam tes ini, peserta akan disuguhi Tes Potensi Akademik, menggambar, Tes Pauli, sampai dengan menuliskan kegagalan dan keberhasilan dua tahun terakhir. Tidak lupa menuliskan kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Tes dilakukan dalam waktu sehari, jadi kunci dari seleksi ini adalah bahagia dan sehat.

Apakah sampai itu saja seleksinya? Owh tentu tidak Ferguso. Tes berikutnya, yaitu Tes Kesehatan dan Kebugaran serta Wawancara. Wawancara hanya untuk pelamar dengan Tingkat Pendidikan Sarjana (S-1). Tes kebugaran ada tiga tahap, yaitu pemeriksaan dokter, lari memutar lapangan 300 meter, dan lari angka 8 (shuttle run).

Kemudian wawancara dilakukan secara tatap muka. Saat itu, ada dua orang pewawancara yang keduanya dari Kementerian Keuangan. Dilakukan perekaman selama proses wawancara berlangsung dan di akhir wawancara ditanya tentang kesediaan penempatan seluruh Indonesia.

Setelah rangkaian proses tersebut dan dinyatakan lulus, kelengkapan administrasi fisik dilakukan di Jakarta dengan menunjukkan ijazah asli, transkrip asli, dan beberapa dokumen lainnya. Ijazah akan ditahan selama lima tahun dan setelah itu akan dikembalikan. Tidak ada penandatanganan denda apabila mengundurkan diri sebelum jangka waktu ijazah ditahan.

Menurutku, Kementerian Keuangan bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam penerimaan CPNS. Dilakukan secara transparan dan tidak mempersulit proses administrasi. Semua tersistem dengan baik dan memudahkan pelamar dalam mengakses semua informasi.

Tak terasa, adzan pun berkumandang, suara bapak ibu yang sejak sebelum subuh mengobrol di dapur nyaring terdengar. Aku sengaja belum keluar dan memberitahu mereka. Aku sengaja menunggu diri ini tenang. Aku rasa emosiku masih belum jelas yang ditandai dengan derasnya air mata yang mengalir tiada henti.

Sejenak setelah tenang, aku buka gagang pintuku. Berjalan dengan tenang dan dengan senyum termanis.

Senyumanmu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu (HR. Tirmidzi)

“Pak, aku ketrima Kementerian Keuangan,” kataku sambil senyum.

“Alhamdulillah,” kompak orang tuaku.

Rasa syukur itu cukup membuatku tenang. Artinya aku akan selalu didoakan oleh mereka di manapun mereka berada. Restu orang tua artinya restu Allah. Berarti ini yang terbaik. Berkali-kali diri ini menenangkan diri.

“Aku tetap mau mendaftar Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta ya,” tambahku. Aku pikir ini akan membuatku selalu di Jogja dengan posisi sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil).

“Iya, gapapa, yang penting kan sudah ada yang nyantel,” jawab ibuku. Penuh kelegaan.

Aku tidak tau akan ditempatkan di kantor mana. Yang aku tau, Kementerian Keuangan memiliki kantor wilayah seluruh Indonesia. Teman-temanku yang sudah bekerja di sana banyak bercerita. Itulah mengapa dari dulu aku menghindari Kementerian ini. Namun, Allah berkata lain.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Albaqarah: 216).

Komentar

Postingan Populer