Satu dari Sekian Pembelajaran Hidup di Tahun 2009

Amanda Yuniar Rahmayani
            Pertengahan bulan Juni 2009. Didepan perpustakaan UGM sekitar jam 10.00 WIB ada sms masuk ke Hpku yang bunyinya ”Ijun cepat balik ke Solo, Si ’A’ melahirkan”. Ekspresiku saat itu hanya tertawa..............
            ”Ah bercanda, kapan hamilnya?” balasku.
Aku masih tidak percaya dengan sms dari seorang teman yang mencoba meyakinkanku. Akhirnya akupun segera balik untuk membuktikan hal tersebut.

Solo ayem kamingggggggggggggggg
Saat itu di RSU Dr. Moewardi, salah satu sejarah dalam hidupku dan teman-temanku. Lahirlah seorang bayi mungil dan cantik. Bayi tanpa dosa. Bayi yang kami tidak tahu kapan sang ibu hamil. Bayi yang kami tidak tahu siapa bapaknya. Bayi yang memberi kami banyak pembelajaran.
            Meskipun tidak genap 40 hari bayi itu menyapa kami,namun banyak hal yang dapat kita ambil hikmah dari kejadian ini. Nama bayi itu Amanda Yuniar Rahmayani. Nama yang diberikan oleh salah seorang diantara kami. Kami memanggilnya Manda.

Masih ingatkah kawan?
            Ketika kita tidak tega meninggalkan bayi mungil ini? Bukan karena sang Ibu tapi karena sang nenek & bayi itu. Melihat sang nenek yang semakin terlihat tua, uban yang tidak seharusnya muncul diumurnya yang belum mencapai 50 tahun. Gajinya sebagai buruh pabrik sekitar Rp 700.000,00 per bulan. Beban hidupnya yang cukup berat sebagai ’single parent’, membuat hati kita tergerak untuk membantu sebisa dan semampu kita.

Masih ingatkah kawan??
            Ketika sang ibu yang masih berumur sangat belia. Diumur yang seharusnya menikmati indahnya masa SMA. Dia mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan seorang bayi, hasil perbuatannya yang kurang bertanggung jawab. Sempat kecewa, anyel, dongkol dan merasa dibohongi. Hampir sembilan bulan kita hidup bersama, tapi kita ga pernah tau kapan hamilnya. Bahkan sang nenek pun tidak tahu kapan anak kesayangannya itu hamil. Sempat berpikir terlalu poloskah kita??? Atau karena kita terlalu cuek?? atau karena kita terlalu percaya? Wah buat anak kok coba-coba...hehehehhe...Mari kita renungkan dalam diri kita masing-masing.

Masih ingatkah kawan???
            Ketika sang ibu sempat tidak mau menyusui dan itu yang menambah kekecewaan kita.

Masih ingatkah kawan????
            Ketika kita belanja perlengkapan bayi dengan uang Rp. 200.000,00. Ketika kita disibukkan dengan berbagai administrasi rumah sakit. Dan saat ditanya seorang petugas RS.....
            ”Nama ayahnya siapa?”, tanya seorang petugas.
            ”Oh, harus pakai itu ya Bu?”, jawab kami polos.
            ”Iya, kalau bisa dilengkapi KTP dan surat nikah juga”, jawab petugas.
Dan kamipun hanya bingung dan sedikit menitikkan air mata untuk menjelaskan duduk perkaranya.
            ”Mbak, nanti kalau tidak ada nama ayahnya dan surat nikahnya si Bayi tidak bisa mendapatkan akte kelahiran”, jelas petugas RS.
Kami  hanya terdiam dan berpikir,”malang sekali nasib dek Manda”. Sewaktu dalam kandungan tidak pernah dirawat, setelah lahir tidak mendapatkan air susu Ibu, dan ditambah beban moral ketika dia besar nanti.

Masih ingatkah kawan?????
            Sore hari, dek Manda dibawa pulang ke ”Kos Penuh Kenangan” itu.Baru saja sampai, mereka (nenek, Ibu, bayi) diusir oleh penjaga kos yang baru.Sungguh tega sekali..... L. Dan beruntungnya masih ada tetangga yang mau menampung, meskipun menurutku tempatnya kurang layak untuk bayi yang belum berumur 5 hari. Yah gak papalah daripada mereka tidur dijalanan............ternyata masih ada yang bisa disyukuri. J

Masih ingatkah kawan??????
            Dek Manda mulai sakit-sakitan saat umurnya kurang lebih satu bulan. Sesak nafas dan kejang-kejang. Ia dilarikan ke RSU Dr. Moewardi. Banyak kabel ditubuh mungilnnya. Perawat, bidan, dokter yang selalu menyapanya. Kasihan....... L.
Dan kita hanya bisa berdo’a,”Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik buat dek Manda”. Dan setelah beberapa hari di Rumah Sakit, dokterpun angkat tangan. Ternyata Allah SWT sangat sayang pada dek Manda. Allah SWT tidak ingin dek Manda menjalani kehidupan yang menurut bayangan kami membutuhkan sosok pribadi yang kuat dan tegar. Mungkin itu yang terbaik..........
            Jenazah baru bisa diambil setelah dua jam dan seluruh kelengkapan administrasi diselesaikan. Biaya opname yang bagi ukuran sang nenek sangat berat membuat ia kewalahan mencari pinjaman kesana kemari.  Biaya persalinan dengan biaya pengobatan berbeda jauh sekali. Sempat jenazah tertunda diambil hanya karena belum mendapatkan pinjaman untuk menyelesaikan administrasi rumah sakit. Kamipun bisa membayangkan setelah masalah ini selesai, masih ada lagi masalah yang sudah mengantri untuk diselesaikan.................mungkin inilah seninya hidup. Seperti membatik saja, sambung menyambung.
            Adminstrasi telah selesai, sore itu juga jenazah langsung dimakamkan di pemakaman umum tidak jauh dari tempat tinggal kami. Isak tangis sang nenek dan ibu bayi mengiringi kepergian dek Manda. Selamat jalan adek/keponakan kami. Kedatanganmu meski hanya sebentar, namun memberikan banyak hal yang membuat kami sebaiknya lebih membuka mata, hati, pikiran, dan telinga.

            Maaf teman!!! kalau ada yang kurang berkenan dengan tulisan ini. Aku menulis ini sebagai pengingat diri dan semoga sebagai pengingat kalian juga. Bahwa Tuhan memberikan ilmu/pengetahuan dengan berbagai jalan. Salah satunya dengan peristiwa ini. Hal yang tidak pernah terbayangkan dan terencanakan.

Tuhan.....................
Engkau beri kami pengalaman yang sangat berharga dari arah yang tak terduga
Engkau beri kami pembelajaran hidup hanya dalam hitungan hari
Engkau ubah jalan hidup seseorang hanya dalam hitungan jam
Sungguh besar KuasaMu.

            Sebuah cerita untuk perenungan diri dan lebih hati-hati dalam menjalani hidup. Tuhan lindungi aku, dia, kami, kita, mereka...........tuntunlah kami ke jalan yang benar, yang Engkau beri nikmat dunia dan akhirat.
            Amien.

-senang bisa mengenal kalian, mayestikers-

Komentar

Postingan Populer